PERSPEKTIF TEORI KOMUNIKASI DALAM DRAMA SERIES “LAYANGAN PUTUS”

 


Drama series yang tayang pada akhir tahun 2021 sampai awal 2022 ini menceritakan tentang issue perseligkuhan rumah tangga antara Reza Rahardian sebagai (Mas Aris), Putri Marino sebagai (Kinan) dan Anya Geraldine sebagai (Lydia) yang merupakan kekasih gelap Mas Aris. Layangan Putus sukses mengundang air mata para netizen dan viral berkat alur cerita dan akting yang dipadu oleh aktor dan aktris tersebut. Menurut data yang diperoleh dari Google Trends, Layangan putus menjadi series yang paling banyak dicari pada akhir tahun 2021 sampai awal 2022. Series tersebut telah ditonton lebih dari lima belas juta kali oleh pengguna aplikasi streaming WeTV. Kisah Layangan Putus ini diambil dari kisah nyata dari kehidupan sang penulis, Mommy ASF.  

Layangan Putus membuat para netizen yang menonton ikut geram dan baper karena aksi Mas Aris yang diduga memiliki wanita simpanan dibelakang Kinan. Awalnya rumah tangga keduanya harmonis dan indah sampai pada banyak kejadian yang membuat Kinan mulai mencurigai sikap Mas Aris yang berubah, dan berkali-kali juga Kinan menemukan barang wanita di dalam tas kerja Mas Aris. Hal tersebut membuat Kinan merasa dikhianati sebagai seorang istri, terlebih Kinan tengah mengandung anak keduanya. Sementara Mas Aris sang suami malah memadu kasih dengan Lydia dan mengabaikan Kinan hingga pergi ke Cappadocia yang merupakan tempat impian Kinan sejak dulu.

Dialog yang sempat Kinan ucapkan dalam adegan tersebut yaitu “It’s My Dream, Not Her” ramai menjadi trend di media sosial dan banyak diparodikan oleh warganet sampai dijadikan meme. Perseteruan antar kisah cinta segitiga dalam rumah tangga tersebut kian memanas sampai memberikan efek trigger dan paranoid  kepada penonton lantaran takut pasangannya bertingkah seperti Mas Aris dalam series Layangan Putus. Parahnya, kisah yang diceritakan dalam series ini, sosok Mas Aris yang berselingkuh tidak ingin berpisah dengan Kinan namun tetap berselingkuh dengan Lydia. Permasalahan ini semakin mengancam rumah tangga mereka serta berimbas kepada anak yang menjadi pelampiasan atas kekacauan yang terjadi. Bak Layangan Putus rumah tangga mereka kini seperti tak punya arah.

Satu-satu nya jalan keluar dari kondisi tersebut adalah bercerai.


Bagaimana perasaan kalian setelah membaca cuplikan series Layangan Putus diatas? Mungkin ikut merasakan sakit hati dan emosi terhadap Mas Aris dan Lydia.

Kasus perselingkuhan memang menjadi hal yang sensitif dalam setiap hubungan asmara, apalagi jika sudah masuk ke ranah pernikahan. Perselingkuhan bisa meninggalkan trauma dan luka batin bagi korban yang dikhianati oleh pasangannya, dan berujung pada perceraian.

Banyak hal menarik yang berkaitan dengan series Layangan Putus dari sudut pandang Teori Komunkasi, misalnya Simbolic Interactionism (George Herbert Mead). Pada dasarnya teori ini memfokuskan diri pada analisis perilaku individu dengan individu lain. Teori interaksi simbolis membentuk makna melalui proses komunikasi, berpusat pada hubungan komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan oleh orang  lain. Perspektif interaksi simbolis adalah berusaha memahami fenomena sosial atau melihat realitas sebagai konstruksi sosial yang dibentuk oleh proses interaksi yang berlangsung. Seperti hal nya dalam series Layangan Putus, teori interaksi simbolis berusaha memahami fenomena perselingkuhan yang terjadi antara Mas Aris, Kinan dan Lydia. Tentu saja hal ini menarik untuk dikaji sebab konflik yang terdapat dalam series Layangan Putus merupakan suatu kondisi yang tidak diharapkan bahkan sebaiknya tidak terjadi oleh setiap pasangan yang telah menikah. Terlebih jika telah memiliki keturunan, tentu keputusan untuk bercerai bukan lah hal yang mudah karena akan berimbas kepada anak nantinya.

Begitu pula dengan Teori Komunikasi Expectancy Violations (Judee Burgoon) secara garis besar, dengan memahami teori ini seseorang bisa mengetahui apakah seharusnya mereka melanggar ekspektasi orang lain atau tidak dalam sebuah hubungan komunikasi (terutama komunikasi nonverbal terkait jarak dan ruang). Teori ini menekankan pada konsekuensi atau dampak dari perubahan jarak dan ruang pribadi selama interaksi komunikasi antar pribadi. Dengan kata lain dalam series Layangan Putus ditunjukkan bagaimana pelangaran ruang pribadi dihancurkan karena sebuah perselingkuhan yang terjadi dalam rumah tangga. Hal ini jelas melanggar harapan dan ekspektasi dalam sebuah pernikahan, kepercayaan dan kesetiaan. Serta menimbulkan penilaian negatif dan berujung terhadap kelanjutan hubungan dengan orang tersebut. 

Mengenai Teori Komunikasi Social Penetration Theory (Altman & Taylor) membahas bagaimana kedekatan sebuah hubungan terjadi. Mulai dari tingkatan paling dangkal menuju ke tingkatan terdalam atau yang bersifat pribadi dan intim. Teori ini merupakan perjalanan panjang dalam perkembangan dan pemeliharaan hubungan interpersonal. Dimana teori penetrasi sosial menggambarkan pembukaan diri menjadi awal proses pendekatan dengan orang lain. Teori ini menyimpulkan seseorang akan mengetahui atau mengenal diri orang lain dengan melakukan pendekatan guna memperoleh informasi mengenai orang tersebut. Jika dikaitkan dalam series Layangan Putus, adanya keterbukaan antara pasangan dengan wanita yang menjadi kekasih gelap dari pasangan tersebut, hubungan ini berlangsung secara terbuka sampai menjadi intim dengan berbagi perasaan, pikiran serta informasi mengenai hal-hal pribadi yang mempererat kedekatan antar keduanya.

Bagimana dengan Teori Komunikasi mengenai Relational Dialetics (Leslie Baxter & Barbara Montgomery) Teori dialektika relasional menyatakan bahwa hidup berhubungan dengan orang lain dapat dicirikan oleh berbagai ketegangan yang terus berlanjut antara beberapa simpul kontradiksi. Artinya terdapat konflik dan ketegangan antar individu. Konflik tersebut terjadi ketika seseorang mencoba memaksakan keinginan satu dengan lainnya. Atau simple nya seperti yang telah diajarkan oleh Bu Eli Jamilah Mihardja Ph.D teori dialetika relasional adalah sebuah hubungan dimana ada aksi disitu ada reaksi. Ibarat pepatah dimana ada asap, disitulah ada api. Seperti series Layangan Putus secara garis besar yaitu bagaimana sebuah pernikahan hancur karena kehadiran orang ketiga.

Dan Teori Komunikasi terakhir yang menarik dan berkaitan dengan series Layangan Putus ini, salah satunya Media Multiplexity (Caroline Haythornwaite) yang menyebutkan kemampuan komunikasi di berbagai channel dengan seberapa kuat hubungan seseorang dengan orang lain. Dewasa ini kita hidup di jaman modern, dengan banyaknya kehadiran teknologi yang canggih dan internet membuat setiap orang dengan mudah mengakses berbagai macam media atau sekarang kita sebut media sosial. Meski koneksi dan komunikasi membuat setiap kemudahan dalam interaksi, nampaknya untuk pasangan juga harus menakar jumlah jejaring sosial atau channel yang mereka gunakan untuk berkomunikasi. Agar nantinya tidak berefek buruk bagi kesehatan hubungan. Seperti pada penelitian yang dilakukan Oxford Institute “Pengaruh Eksis seeorang di media sosial” seperti yang kita tahu pada awalnya alat komunikasi modern terdahulu hanya melalui email dan telepon, tetapi sekarang telah berevolusi menjadi media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube yang bisa menampilkan diri kita di dalamnya, dengan keeksisan seseorang/pasangan di media sosial menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam hubungan kedekatan antar pasangan serta rasa kurang puas dalam hubungan pernikahan dikarenakan terlalu menggunakan medianya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita representasikan dengan series Layangan Putus, yaitu dengan kebebasan dalam berinteraksi dan menggunakan media sosial terlalu berlebihan justru membuat suatu hubungan tidak sehat, tidak adanya keterbukaan dan sibuk dengan dunia media sosial hingga mencari celah menemukan kesenangan didalamnya yang berimbas pada hubungan nyata (real life).   


Demikian semoga bermanfaat

Novia U-Bakrie

Komentar